Penulis: Danie Enggar Prasetyo
Pengertian IPv6
Menurut Mirza M. Haekal, IPv6 (Internet Protocol version 6) adalah versi IP address yang menggunakan 128 bit. Ia terdiri dari delapan kumpulan angka dan huruf yang masing-masing merupakan representasi desimal 16 angka biner. Contoh IPv6 adalah 2001:cdba:0000:0000:0000:0000:3257:9652. Atau, bisa ditulis lebih singkat 2001:cdba::3257:9652.
Menurut Amera P. Safira, IPv6 adalah versi internet protocol terbaru yang berfungsi untuk mengidentifikasi semua perangkat berbeda yang ada di internet. Setiap perangkat dibedakan melalui alamat IP unik yang memungkinkan perangkat tersebut untuk bisa berkomunikasi dan mengakses internet.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa IPv6 adalah perkembangan dari IPv4, dengan menggunakan 128 bit dan terdiri dari 8 kumpulan angka dan huruf yang merupakan representasi dari desimal 16 angka biner.
Perbedaan IPv4 dan IPv6
Menurut Wahyup, berikut beberapa perbedaan antar IPv6 dan IPv4 :
1. Jumlah Bit
IPv4 : menggunakan 32 bit sehingga jumlah alamat unik yang
didukung terbatas
IPv6 : menggunakan 128 bit sehingga jumlah alat unik yang
didukung lebih banyak dibandingkan dengan IPv4
IPv4 : Performa routing menurun seiring dengan membesarnya
ukuran tabel routing
IPv6 : Dengan proses routing yang jauh lebih efisien dari
pendahulunya, IPv6 memiliki kemampuan untuk mengelola tabel routing yang besar
IPv4 : Dukungan terhadap mobilitas yang terbatas oleh
kemampuan roaming saat beralih dari satu jaringan ke jaringan lain
IPv6 : Memenuhi kebutuhan mobilitas tinggi melalui roaming
dari satu jaringan ke jaringan lain dengan tetap terjaganya kelangsungan
sambungan
IPv4 : Meski umum digunakan dalam mengamankan jaringan IPv4,
header IPsec merupakan fitur tambahan pilihan pada standar IPv4
IPv6 : IPsec dikembangkan sejalan dengan IPv6. Header IPsec
menjadi fitur wajib dalam standar implementasi IPv6
IPv4 : Ukuran header dasar 20 oktet ditambah ukuran header
options yang dapat bervariasi
IPv6 : Ukuran header tetap 40 oktet. Sejumlah header pada
IPv4 seperti Identification, Flags, Fragment offset, Header Checksum dan
Padding telah dimodifikasi
IPv4 : Terdapat header checksum yang diperiksa oleh setiap
switch (perangkat lapis ke 3), sehingga menambah delay
IPv6 : Proses checksum tidak dilakukan di tingkat header,
melainkan secara end-to-end. Header IPsec telah menjamin keamanan yang memadai
IPv4 : Dilakukan di setiap hop yang melambatkan performa
router. Proses menjadi lebih lama lagi apabila ukuran paket data melampaui
Maximum Transmission Unit (MTU) paket dipecah-pecah sebelum disatukan kembali
di tempat tujuan
IPv6 : Hanya dilakukan oleh host yang mengirimkan paket
data. Di samping itu, terdapat fitur MTU discovery yang menentukan fragmentasi
yang lebih tepat menyesuaikan dengan nilai MTU terkecil yang terdapat dalam
sebuah jaringan dari ujung ke ujung
IPv4 : Ketika sebuah host terhubung ke sebuah jaringan,
konfigurasi dilakukan secara manual
IPv6 : Memiliki fitur stateless auto configuration dimana
ketika sebuah host terhubung ke sebuah jaringan, konfigurasi dilakukan secara
otomatis
IPv4 : Memakai mekanisme best effort untuk tanpa membedakan
kebutuhan
IPv6 : Memakai mekanisme best level of effort yang
memastikan kualitas layanan
Inilah RFC yang memulai revolusi IPv6. Secara teknis itu adalah RFC 1883. RFC 2460 adalah dokumen yang pertama yang memaparkan desain dasar protokol IPv6 dan paket yang dihasilkan
Alamat :
128 bit
Paket
: IPv6
Header :
40 byte
Neighbor Discovery adalah deasin ulang total dari IPv4 ARP.
Seperti yang dirangkum dalam abstrak RFC, “node (host dan router) IPv6
menggunakan Neighbor Discovery untuk menentukan alamat lapisan tautan untuk
tetangga yang diketahui berada pada tautan terlampir dan dengan cepat
membersihkan nilai cache yang menjadi tidak valid.
Struktur DNS IPv4 yang ada tidak cukup untuk mendukung
alamat 128-bit sehingga ekstensi ke DNS harus dilakukan. Di antara RFC IPv6
terpendek, RFC ini mendefinisikan catatan AAAA (atau “Quad A”) untuk pemetaan
penerusan nama domain ke alamat IPv6.
Manfaat IPv6
Menurut Ameera P. Safira, beberapa Manfaat IPv6 adalah sebagai berikut:
1. Hemat Bandwidth
Berkat fitur multicast, IPv6 umumnya memang lebih hemat dari penggunaan bandwidth.
2. Transfer Data Cepat
Tanpa penggunaan NAT, IPv6 mampu mentransfer data antar perangkat lebih cepat.
3. Efektif
IPv6 memiliki routing table dengan jumlah yang lebih sedikit
dibanding dengan versi 4, membuat proses routing lebih tersusun.
4. Lebih Aman
Jaringan IPv6 juga mempunyai fitur enskripsi yang tentunya membua proses transfer data menjadi lebih aman.
5. Konfigurasi Yang Mudah
IPv6 juga melakukan konfigurasi IP address secara otomatis
melalui SLAAC sehingga pengaturan jauh lebih praktis dan mudah..
Kekurangan IPv6
Menurut Mirza M. Haekal, berikut adalah kekurangan IPv6 :
1. Kompatibilitas Belum Optimal
Kebanyakan perangkat yang mengakses internet masih menggunakan IPv4. Jadi, dukungan infrastruktur dan jaringan IPv6 belum menyeluruh
2. Tren Peralihan yang Lambat
Walaupun sudah dikenalkan sejak 1995, penggunaan IPv6 baru
mencapai 35% saja di dunia
DAFTAR PUSTAKA
https://www.niagahoster.co.id/blog/ipv6-adalah/ Diakses pada 18 Oktober 2023 pada pukul 10.45
https://www.goldenfast.net/blog/ipv6-adalah/ Diakses pada
https://www.awonapa.com/2021/09/dasar-tjkt-perkembangan-teknologi-ipv6.html
Coffeen, Tom. 2017. The Top 10 IPv6 RFCs You Should Read
(And Why) (Part 1 of 2).
https://blogs.infoblox.com/ipv6-coe/the-top-10-ipv6-rfcs-you-should-read-and-why-part-1-of-2/
Komentar
Posting Komentar